Tugas kita bukanlah utk berhasil. Tugas kita adl utk mencoba, krn didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan utk berhasil

Minggu, Oktober 12, 2008

Belajar Menjadi Manusia (Oleh" Mudik)

Bentuk paling utama pengungkapan rasa syukur kita adalah menyesuaikan seluruh perilaku kita dengan apa-apa yang telah digariskan-Nya. Dalam kefitrian, kita terbimbing untuk melaksanakan kasih sayang itu adalah dengan menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan kepada sesama manusia dan seluruh alam.

Sesungguhnya, tidak ada yang luar biasa ketika kita harus mencintai sesama, membela kaum tertindas, memelihara fakir miskin dan menentang segala bentuk kezaliman. Sebab manusia itu cermin Tuhan.

Sayang, setelah eksis, manusia merasa independen, untuk kemudian berlaku seperti kacang lupa pada kulitnya.

Karena menganggap diri sebagai pusat kosmos, mulailah kita berlaku sombong dan merendahkan makhluk lainnya. Baik buruk sebuah perilaku dinilai melulu dari perspektif subjektif kita. Kalau kita berkuasa, kebenaran adalah milik kita dan menentangnya adalah kesalahan. Kalau dibawah, demi menjaga kedudukan, kita menjilat penguasa. Sambil terus menginjak yang di bawah.

Maka kita tidak peduli dengan jerit tangis orang yang lebih rendah dari kita. Kita tidak peduli dengan kejahatan penguasa. Kalau kita senang, itu berasal “murni usaha kita”; kalau orang lain susah, itu “memang nasibnya”. Saat kita susah dan menderita, Tuhan hadir sebagai kambing hitam. Di saat kita bahagia dan merasa aman, Tuhan kita letakkan begitu saja. Entah di mana.

Pembenaran selalu ada mengiringi setiap laku. Sebab kita tidak mau disalahkan. Kejahatan yang kita lakukan terhadap sesama dianggap dapat dicuci dengan sekadar sedekah dan beberapa ritual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar